“Tradisi maulid nabi di Indonesia sebagai ciri khas
dan budaya yang tetap bertahan hingga sekarang ini.
Nah tradisi
Maulid Nabi ini, masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya islam ke Nusantara. Pelopornya adalah yang kita kenal dengan sebutan Wali Songo. Peringatan maulid
nabi dilakukan oleh Pemerintah, organisasi keagamaan, lembaga pendidikan,
majelis ta’lim, mushalla, hingga masyarakat kecil di pelosok desa. Tujuan
memperingati maulid nabi ini diantaranya untuk meningkatkan kecintaan kita kepada kekasih Allah yaitu Nabi besar Muhammad Saw selain itu, untuk meningkatkan keimananiman dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Setiap umat islam merayakannya dengan berbagai adat dan
tradisi yang berbeda-beda. Biasanya acara maulid nabi ini dimulai setelah
shalat isya sampai larut malam sekitar pukul 11.00. Biasanya mengundang kiyai
yang sudah mahir dibidangnya. Setiap daerah memiliki ciri khasnya
masing-masing dalam merayakan acara maulid nabi ini, terlihat di beberapa kota
di Indonesia merayakan sesuai dengan tradisinya masing-masing yang dilaksanakan
secara turun temurun.
Di
Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya, upacara Sekaten warisan
Wali Songo tetap dipertahankan. Sedangkan di Surakarta (Solo), acara Grebeg Mulud peninggalan Kerajaan Mataram juga
dilestarikan.
Di
Garut, terdapat upacara Ngalungsur, yaitu
proses pembersihan barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan
Godog/Kian Santang). Di Cirebon terdapat tradisi Panjang Jimat, yakni acara pembacaan mada’ih nabawiyah, shalawat ad-Diba’i dan al Barzanji, juga pemberian sedekah dan makanan khas
daerah serta pembukaan pasar kaget dan pertunjukan kebudayaan lokal.
Di
Kalimantan, Maulid Nabi disebut dengan Ba’ayun, yaitu
upacara pembacaan do’a dan shalawat Nabi sambil mengayun anak kecil. Di Aceh,
terdapat tradisi Kanduri Mulod yang
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu Rabiul Awwal sebagai Mulod Awai, Rabiul Akhir atau Mulod Teungoh, dan Jumadil Awwal yang
diistilahkan Mulod Akhe. Sedangkan di Sumatera
Barat, setiap tanggal 12 Rabiul Awwal umat Islam berziarah ke makam Syekh
Burhanuddin. Ini merupakan perlambang kecintaan masyarakat kepada ulama yang
merupakan pewaris para Nabi.
Tradisi maulid nabi yang berbeda-beda
di setiap penjuru kota di Indonesia tidaklah mengurangi makna dari maulid nabi
itu sendiri, hanya adat dan tradisinya saja yang berbeda dalam merayakan acara
maulid nabi tersebut. Taukah teman-teman ada hal menarik di daerah Sunda saat memperingati maulid Nabi? Minum bajigur adalah salah satu rangkaian acara yang wajib ada dalam perayaan maulid nabi. Biasanya bajigur ini disajikan dalam sebuah cangkir yang terbuat dari kaleng.
Menarik bukan? Tradisi yang beragam tetapi memiliki tujuan yang sama. Nah sebagai buki cinta kita maka tetap lestarikan budaya kita.(Desum)
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar