Huap Lingkung (Bakakak Ayam) |
Pernikahan
tak hanya suatu pesta untuk menyatukan dua insan dan keluarga saja, akan tetapi
dalam sebuah pernikahan selalu menghadirkan rentetan adat yang beragam.
Pernikahan dalam suku sunda ada beberapa adat pernikahan yang seringkali
menjadi hal yang wajib dilakukan pada saat resepsi pernikahan yang di dalamnya mengandung
makna yang sangat sakral yang di percayai dapat mempengaruhi pernikahan yang
dijalani oleh pasangan tersebut. Seperti halnya pada pernikahan Anggun Anugrah
dengan Usdi yang dilaksanakan pada hari Sabtu 5 Desember 2015 lalu yang di
dalamnya terdapat serangkaian acara diantaranya
Mapag
Panganten atau Lengser
Mapag
panganten atau lengser Merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari
rangkaian upacara adat perkawinan dalam masyarakat sunda. Mapag dalam bahasan
Indonesia yang berarti menjemput dan panganten yang berarti pengangtin. Mapag
panganten ini dilakukan untuk menjemput pengantin laki-laki yang dilakukan oleh
keluarga mempelai wanita. Dalam upacara adat mapag panganten atau lengser ini
selalu diiringi dengan atraksi seni tari salah satunya tari katumbiri dan tari
merak. Mempelai laki-laki disambut oleh keluarga besar mempelai wanita dengan
dikalungkannya untaian bunga melati oleh ibu mempelai wanita (mertua) yang
menandakan bahwa kedatangan mempelai laki-laki dengan keluarga besar telah
diterima hangat oleh besan.
Sawer
Merupakan
salah satu bagian dari upacara adat pernikahan orang sunda. Dalam ritual sawer
ini biasanya terdapat beras, kunyit, uang, permen. Beras dalam upacara adat saweran
diibaratkan dengan kesuburan, karena beras merupakan hasil bumi yang melimpah
ruah sebagai makanan pokok. Maka dengan hal itu diharapkan agara pernikahan
yang dibina oleh kedua mempelai selalu mendapatkan kesuburan baik rejeki maupun
hal lainnya yang baik. Kunyit dalam upacara saweran diibaratkan dengan
kejujuran. Karena pada dasarnya kunyit dalam bahasa sunda dikenal dengan nama
koneng yang artinya kuning, apabila di potong dalamnya memang berwarna kuning.
Maka dalam pernikahan yang dibina oleh kedua mempelai diharapkan selalu di
dasari dengan kejujuran satu sama lain terbuka dalam hal apapun, karena dalam
hubungan suami istri harus terbina dan akan bahagia apabila keduanya selalu
terbuka dan jujur. Uang merupakan lambang yang menjadi dasar utama. Bahwa uang
adalah sesuatu yang sangat penting akan tetapi semuanya tidaklah di dasari
dengan uang. Permen, rasanya yang manis diibaratkan dalam sebuah pernikahan
yang dirasakan adalah sesuatu yang menyenangkan, walaupun terkadang ada yang
pahit namun pada akhirnya akan berakhir manis dan bahagia apabila pernikahan
itu dijalani dengan hati yang baik dan niat saling membahagiakan.
Huap
Lingkung (Bakak Ayam)
Huap
lingkung merupakan salah satu rangkaian dalam acara pernikahan sunda. Dimana
bakak ayam (ayam bakar) ini dimakan oleh kedua mempelai setelah melakukan ijab
Kabul dan sah sebagai sepasang suami istri. Huap lingkup ini biasanya
disediakan oleh pihak mempelai wanita. Huap lingkung dipecaya sebagai simbol, jika belahan ayam lebih besar ke perempuannya maka dipercaya perempuan(mempelai wanita) lebih banyak membawa keberuntungan begitupun sebaliknya, begitu ungkapan pembawa acara yang memaparkan tujuan dari diadakannya Huap Lingkup tersebut. (Rahmi Rahmawati & S.A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar