Buruh pabrik dengan budaya tepat waktu dengan jam kerja 10 jam perhari setiap hari kecuali hari libur, hal tersebut karena pabrik memiliki time yang ketat sehingga tepat waktu menjadi kebiasaan
Perkembangan investasi
dan kemajuan teknologi membawa perubahan yang sangat besar bagi ekonomi, budaya, infrastruktur
dan gaya hidup masyarakat. Salah satu perkembangan investasi dan teknologi ditandai
dengan munculnya dan berdirinya beberapa pabrik/manufactur di Indonesia
khusunya kabupaten sukabumi. Kita ambil salah satu contoh pabrik GSI. Dengan
berdirinya pabrik GSI di Kabupaten Sukabumi dengan secara langsung ataupun
tidak, dapat membawa dampak perubahan seperti pada aspek perekonomian yaitu meningkatnya
pendapatan masyarakat. Kemudian aspek infrastruktur, seperti yang kita ketahui Sukabumi
yang dikenal dengan kota tidak macet jadi macet dan beberapa ruas jalan dibangun
untuk menunjang operasi pabrik. Kemudian yang berikutnya adalah Aspek budaya, dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat secara tidak langsung merubah gaya hidup dan
budaya masyarakat.
Salah satu tradisi dan
budaya dari buruh pabrik adalah tepat waktu karena mereka bekerja dengan time
yang ketat sehingga menuntut mereka untuk tepat waktu. Waktu kerja dimulai dari
jam 07.00 sampai dengan Jam 17.00 dan waktu istirahat hanya 1 jam bila
dikalkulasikan jam kerjanya sebanyak 10 jam perhari dengan disertai aturan
untuk masuk kerja tepat waktu sehingga tepat waktu adalah kebiasaan yang lazim
dilkukan. Dan setiap hari kerja tepat jam 07.00 pabrik-pabrik sudah ramai. Hal tersebut berbeda dengan waktu kerja tenaga pengajar maupun
pegawai pemerintahan yang masuk kerjanya jam 07.30 maka pulangnya 14.30 dengan
waktu istirahat 1 jam bila dihitung maka jumlah jam bekerja dalam sehari itu 7
jam bahkan sampai 6 jam dengan disertai kemungkinan terlambat (ngaret). Namun
persamaannya adalah bahwa seorang buruh ditarget oleh perusahaan untuk
menghasilkan hasil produksi dalam jumlah tetentu. Seorang guru diberi target
untuk menghasilkan siswa yang memiliki keilmuan mumpuni. Seandainya pola pikir
mencapai target kerja seorang guru sama dengan buruh maka dunia pendidikan
bangsa Indonesia tidak terpuruk. Buruh pabrik bekerja 6 hari dalam seminggu
sedangkan pegawai pemerintahan mayoritas hanya 5 hari dalam seminggu kecuali
guru.
Jiwa tekun dan rajin
serta dapat bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan menjadi salah satu
keuntungan bagi buruh pabrik karena hal tersebut memicu pada gaji yang didapat.
Semakin banya waktu digunakan untuk bekerja maka semakin banyak pula hasil
produksi yang diperoleh dengan demikian semakin besar pula gaji yang didapat
bahkan dapat melebihi gaji pegawai pemerintahan tiap bulannya. (S.A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar