Selasa, 05 Januari 2016

Ditolaknya Rokok Kretek Sebagai Warisan Budaya Indonesia

Memang sudah seharusnya rokok itu tidak dijadikan sebagai warisan budaya Indonesia. Mengapa? karena khawatir bahaya akan kesehatan penggunanya. Direktur Rumah Kajian dan Advokasi Kerakyatan (Raya) Indonesia Hery Chariansyah pun menolak apabila rokok keretek dijadikan sebagai warisan budaya sebagaimana terlampir dalam Peraturan Menteri Nomor 63/M-IND/PER/8/2015 tentang Peta Jalan Produksi Industri Hasil Tembakau 2015-2020.  
"Wapres Jusuf Kalla dan Mendikbud Anies Baswedan pun telah menyampaikan kepada publik tentang ketidaksetujuan keretek sebagai warisan budaya bangsa," kata Hery dalam konferensi pers terkait desakan agar Menteri Perindustrian mencabut Peraturan Menteri Nomor 63/M-IND/PER/8/2015 di Jakarta, Selasa (5/1).
Terdapat beberapa hal yang menjadi masalah dan penting disorot di dalam Peraturan Menteri Perindustrian oleh Raya Indonesia tersebut. Pertama, peraturan itu meniadakan elemen pertimbangan kesehatan. Kedua, peraturan itu terus mendorong jumlah batang produksi rokok sebanyak 5-7 persen pertahun menjadi 524,2 miliar batang pada 2020. Ketiga, peningkatan produksi rokok yang paling besar pada peraturan ini adalah pada rokok yang bahan bakunya menggunakan tembakau impor. Keempat, Peraturan Menteri Perindustrian tersebut menyatakan rokok keretek adalah warisan budaya bangsa.
Seperti yang kita ketahui bahwa rokok itu jelas merugikan bagi kesehatan tubuh, dapat memunculkan berbagai penyakit mulai dari paru-paru, kanker, bahkan kematian terutama bagi penggunanya. Selain merugikan bagi penggunanya juga dapat merugikan bagi orang lain yang tidak menggunakan bahkan lingkunganpun dapat tercemar oleh asap rokok tersebut. Seharusnya kita mencontoh dari Negara Thailand karena warung-warung di sana tidak boleh menunjukkan bungkusan rokok yang dijual. Semuanya ditutup "tirai" yang dibuka hanya sekejap jika ada pembeli, juga si pembeli harus bisa menunjukkan bahwa dia sudah berusia dewasa. Pembeli tidak boleh meminta penjual berlama-lama membuka "tirai" itu. hal yang baik dan patut dicontoh bukan? (S.A)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar