Jumat, 27 November 2015

HELARAN SENI BUDAYA “FESTIVAL GEOFARK CILETUH”



            Geopark Ciletuh yang terletak di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Pada bulan November ini tengah mengadakan sebuah acara yang menjadi rutinan setiap tahunnya, di mana acara tersebut dinamakan dengan “FESTIVAL GEOFARK CILETUH”, acara berlangsung selama dua hari pada tanggal 14-15 November 2015. Antusiasme wakil gubernur jawa barat yaitu Dedy Mizwar membuka acara tersebut pada tanggal 14 November 2015. Beliau menyambut baik dengan diadakannya acara tersebut. Karena geopark ciletuh tidak asing lagi bagi orang sukabumi dan sekitarnya, wakil gubernur ini ingin memperkenalkan kawasan wisata geopark ciletuh menjadi kawasan yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan. Dengan diadakannya “Festival Geopark Ciletuh” ini dapat memperkenalkan bahwa sukabumi mempunyai kawasan wisata dan budaya eksotisme seperti geopark ciletuh ini yang letaknya di Jampang Sukabumi. Perlu diketahui bahwa festival geopark ini untuk mengangkat potensi seni dan budaya di selatan Sukabumi. Sementara itu, dalam festival Geopark Ciletuh ini berlangsung kegiatan helaran seni budaya dari sembilan desa disekitar geopark Ciletuh, aksi paralayang, panjat tebing dan atraksi susur pantai. Selain dari pada itu di mana ketika pembukaan dibuka dengan tarian-tarian khas tradisional seperti tari jaipong, adanya lengseran, menumbuk padi dalam lesung, dan orang-orang yang terlibat dalam acara tersebut menggunakan pakaian adat tradisional kebaya. Jelas terlihat dalam acara festival tersebut mengangkat kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia diperkenalkan dan perlihatkan dalam acara tersebut. Ada yang menarik dalam acara festival ini yaitu memperlihatkan adanya budaya menumbuk padi di dalam lesung. Sejatinya, belum semua orang mengenal budaya menumbuk padi di dalam lesung apalagi masyarakat perkotaan yang sudah modern. Lesung adalah alat tradisional dalam pengolahan padi atau gabah menjadi beras. Lesung semacam alat yang terbuat dari kayu sebagai tempat untuk menumbuk padi, alat untuk menumbuk disebut alu atau tongkat tebal dari kayu. Beras di dalam lesung ditumbuk secara bersamaan untuk menghasilkan sebuah bunyi yang indah dan biasanya dibarengi dengan nyanyian-nyanyian khas sunda. Makna menumbuk padi di dalam lesung itu sebagai ucapan terima kasih atas hasil panen padi juga sebagai kebersamaan saling membantu karena itu dipukul bersamaan. Masyarakat tersebut masih kental dengan budaya yang ada karena ingin mempertahankan warisan nenek moyangnya. Dan acara tersebut berakhir pada tanggal 15 November 2015. (Dede.Sumiati)
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar