Kamis, 03 Desember 2015

Budaya Membaca



Buku sangatlah penting namun sering dilupakan. Dengan membaca, kita bisa membangun imajinasi dan menganyam cita-cita ideal dimasa depan. Orang-orang hebat seperti Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan lain-lain, adalah orang yang rajin membaca. Dengan membaca kita bisa menengok ke masa lalu, mengenal sejarah, dan mengenal bangsa kita. Hal itu tentu saja tidak bisa dianggap enteng. Sastrawan terbaik Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, pernah berujar, “tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya.”
Tapi sangat disayangkan, minat membaca bangsa Indonesia sangatlah rendah, terutama membaca buku .Sering saya naik angkutan umum, jarang sekali saya melihat orang membaca buku. Menurut hasil survei UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menunjukkan, minat baca bangsa Indonesia merupakan yang terendah di ASEAN. Menurut UNESCO, indeks minat membaca Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dalam setiap seribu orang Indonesia, hanya ada satu orang yang punya minat membaca. Sungguh tragis untuk hasil seperti itu.
Rendahnya budaya membaca juga berkontribusi pada mengecilnya jumlah penulis dan produksi buku. Produksi buku di Indonesia tergolong sangat rendah di Indonesia: hanya 18 ribu judul per tahun. Apabila  bandingkan dengan Jepang (40 ribu/tahun), India (60 ribu/tahun, dan China (140 ribu/tahun) sangatlah jauh tertinggal bangsa Indonesia ini.
Lalu, banyak perpustakaan di Indonesia, terutama di daerah, yang mulai sepi pengunjung. Sebaliknya, tempat nongkrong semakin kebanjiran pengunjung. Di toko-toko buku, nasib buku-buku serius (politik, ekonomi, sejarah, dan lain-lain) sangat memprihatinkan. Sebaliknya, buku-buku berisi gosip atau buku yang berisi kiat-kiat untuk sukses kebanjiran pembeli.
Marilah untuk saat ini mulai lagi untuk membaca buku. Dahulu Bung Karno dalam berbagai kesempatan pidatonya, Bung Karno sering mengutip banyak penulis terkenal dan menganjurkan rakyat agar membaca buku-buku penulis tersebut.
semoga untuk kedepannya bangsa Indonesia bisa menjadi “bangsa pembaca buku”. Kita tidak lagi susah melihat orang membaca di atas bis, kereta api, bandara, taman, dan lain-lain. (Purwansyah D.F)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar