Minggu, 20 Desember 2015

GSI DAN BUDAYA



Buruh pabrik dengan budaya tepat waktu dengan jam kerja 10 jam perhari setiap hari kecuali hari libur, hal tersebut karena pabrik memiliki time yang ketat sehingga tepat waktu menjadi kebiasaan


Perkembangan investasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan yang sangat besar bagi ekonomi, budaya, infrastruktur dan gaya hidup masyarakat. Salah satu perkembangan investasi dan teknologi ditandai dengan munculnya dan berdirinya beberapa pabrik/manufactur di Indonesia khusunya kabupaten sukabumi. Kita ambil salah satu contoh pabrik GSI. Dengan berdirinya pabrik GSI di Kabupaten Sukabumi dengan secara langsung ataupun tidak, dapat membawa dampak perubahan seperti pada aspek perekonomian yaitu meningkatnya pendapatan masyarakat. Kemudian aspek infrastruktur, seperti yang kita ketahui Sukabumi yang dikenal dengan kota tidak macet jadi macet dan beberapa ruas jalan dibangun untuk menunjang operasi pabrik. Kemudian yang berikutnya adalah Aspek budaya, dengan meningkatnya pendapatan masyarakat secara tidak langsung merubah gaya hidup dan budaya masyarakat.  
Salah satu tradisi dan budaya dari buruh pabrik adalah tepat waktu karena mereka bekerja dengan time yang ketat sehingga menuntut mereka untuk tepat waktu. Waktu kerja dimulai dari jam 07.00 sampai dengan Jam 17.00 dan waktu istirahat hanya 1 jam bila dikalkulasikan jam kerjanya sebanyak 10 jam perhari dengan disertai aturan untuk masuk kerja tepat waktu sehingga tepat waktu adalah kebiasaan yang lazim dilkukan. Dan setiap hari kerja tepat jam 07.00 pabrik-pabrik sudah ramai. Hal tersebut berbeda dengan waktu kerja tenaga pengajar maupun pegawai pemerintahan yang masuk kerjanya jam 07.30 maka pulangnya 14.30 dengan waktu istirahat 1 jam bila dihitung maka jumlah jam bekerja dalam sehari itu 7 jam bahkan sampai 6 jam dengan disertai kemungkinan terlambat (ngaret). Namun persamaannya adalah bahwa seorang buruh ditarget oleh perusahaan untuk menghasilkan hasil produksi dalam jumlah tetentu. Seorang guru diberi target untuk menghasilkan siswa yang memiliki keilmuan mumpuni. Seandainya pola pikir mencapai target kerja seorang guru sama dengan buruh maka dunia pendidikan bangsa Indonesia tidak terpuruk. Buruh pabrik bekerja 6 hari dalam seminggu sedangkan pegawai pemerintahan mayoritas hanya 5 hari dalam seminggu kecuali guru.
Jiwa tekun dan rajin serta dapat bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan menjadi salah satu keuntungan bagi buruh pabrik karena hal tersebut memicu pada gaji yang didapat. Semakin banya waktu digunakan untuk bekerja maka semakin banyak pula hasil produksi yang diperoleh dengan demikian semakin besar pula gaji yang didapat bahkan dapat melebihi gaji pegawai pemerintahan tiap bulannya. (S.A)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar